dieng 2 tahun lalu |
Halo Brosis
Riding di jalan berkabut memang asyik, ya sensasi yang
sebenarnya harus dirasakan rider ya minimal sekali dalam hidup, hehehe.Uap air
yang berada di dekat permukaan berkondensasi dan mirip dengan awan.
Bjr sendiri juga beberapa kali riding di jalanan
berkabut, biasanya sih sering saat di dataran tinggi atau pegunungan karena
udaranya lebih dingin. Jarak pandang terbatas dan udara yang dingin dari kabut
pegunungan menjadi sesuatu yang harus ditaklukkan saat riding di jalanan
berkabut, belum lagi terkadang gerimis tipis-tipis.
Riding di jalanan berkabut saat naik motor dan mobil
pun dirasa berbeda, ya yang paling terasa tentu saat naik motor, udara dingin
kabut langsung menerpa rider berbeda dengan mobil yang aman2 saja karena
tertutup body mobil.
Beberapa kali riding tentu yang tidak pernah bjr
lupakan saat riding sendiri di Dieng Wonosobo awal tahun lalu, saat berangkat
maupun pulang pun bjr sudah di sambut kabut yang lumayan tebal di kawasan yang
memang termasuk Dataran Tinggi ini.
bromo |
Masih jelas di benak bjr jalanan menanjak dieng plateu
yang lumayan sempit plus trafick yang lumayan padat karena jalan dua arah plus
satu2nya juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Pun begitu saat
perjalanan pulang sampai di kebun teh tanbi di pagi hari kabut di sepanjang
jalan sangat tebal. Parahnya di beberapa spot jalanan longsor (lengkaplah
penderitaan bjr saat itu, hehehe).
Perlu diperhatikan jika riding di jalanan berkabut bjr
kutip dari motorbeam yang harus diperhatikan antara lain nyalakan lampu,
rencanakan perjalanan (pakai gps), jaga jarak, jaga kecepatan, cari tempat
aman, dan jangan paksakan diri, dan untuk mobil hidupkan ac buat yang naik
mobil agar kaca mobil tidak berembun.
Tapi kondisi real dilapangan ada beberapa poin yang bjr
kerap abaikan seperti pakai gps, dan cari tempat aman (berhenti saat kabut
tebal). Yang ada di bjr malah sering mengabaikan keduanya ya memang bjr ora
nganut gps dan hanya main felling terlebih saat perjalanan memang tujuan atau
bahkan rute bisa berubah sewaktu2.
Seperti saat perjalanan pulang dari Dieng dimana rute
pulang malah lewat kebun teh Tanbi dan langsung tembus ke tempat Bendungan
Semarang (ane gak macem2 lo gan, disitu Cuma lewat, hehehe) yang bisa dibilang
buta rute hanya mengandalkan plakat dan sesekali bertanya.
Pun saat kabut juga tebal2nya di jalanan turun padahal
jalan 2 arah terlebih sempit pinginnya sih berhenti tapi bjr pikir asyik juga
sih, tapi untuk lampu dan jaga kecepatan serta jarak dengan kendaraan di depan
wajib diperhatikan.
Last, riding di jalanan berkabut memang asyik, pun
secara langsung kualitas berkendara akan diuji disini sematang apa pengendara
juga akan ter asah di jalanan berkabut, tapi safety tetap diutamakan dan dijaga
loh gan, jangan seperti bjr yang buta rute tetap sikat saja, hehehehe
Semoga bermanfaat.
kabut atau hujan baiknya lampu warna kuning. pengendara dari arah yang berlawanan juga menyadari keberadaan kita.
BalasHapus