Halo Brosis
Tanpa disadari di antara
jutaan motor yang terjual setiap tahunnya di Indonesia, ternyata ada salah satu
hal yang menarik untuk di kulik lebih dalam. Secara sengaja bjr perhatikan
motor di Indonesia saat ini sangat banyak yang berkubikasi 150 cc itu dari segi
jenisnya.
Meskipun kubikasi 150 cc
bukanlah yang terlaris, karena secara total penjualan masih jauuuuuuh dibanding
skutik entry level. Dari keempat pabrikan Jepang semuanya memiliki line up
motor 150 cc, setidaknya untuk motor 150 cc ada beberapa jenis motor
diantaranya:
Honda : Vario 150, PCX 150,
New Cb , New CBR 150, Sonic, Supra GTR, Verza, NMP
Yamaha: Nmax, Aerox, NVA,
R15, Xabre, MX King, Byson
Suzuki : Satria Fi, GSXR,
GSX S
Kawasaki : Klx 150 series,
Dtracker 150 series
Di kelas 150 cc baik itu
sport, matic, dan bebek, honda berjumlah 8 jenis motor, Yamaha 7 motor, suzuki
3 motor, dan kawasaki 2 motor. Semuanya berkubikasi 150 cc, eitts kalau nmax
dan aerox kan 155, memang iya kubikasi mesin 155 cc, akan tetapi secara harga
dan market keduanya masih masuk ke segmen gemuk.
Dikatakan gemuk karena kalau
di total sudah ada 20 motor di kelas 150 cc. Lantas apa yang menjadikan di
kelas ini (150cc) begitu sesak, sudah pasti semuanya bersaing, lalu kenapa
motor2 tersebut memakai mesin dengan kapasitas yang sama ?.
Efisiensi dan Teknologi
Pada tahun 90 sampai 2000 an
awal, malah sangat jarang motor dengan cc 150 cc, rata2 motor sport 2 tak yang
peforma tingggi ada rgr 150, nsr 150, dan ninja 150 cc, bebek ? ora onok sob.
Seiring berkembangnya
teknologi dan pangsa pasar, tentu pabrikan di tuntut untuk menciptakan mesin
yang kencang, irit bahan bakar, pionernya menurut bjr ada pada vixion yang
dilaunching 10 tahun lalu, loh bukannya satria fu juga 150, cbr old thai juga
150. Satria memang 150 cc tenaga besar kencang, akan tetapi kalau bicara hemat,
ehhm rasanya fu dari dulu gak ada irit2nya, lalu old cbr thai ? itu motor built
up, kemahalan.
Alasan selanjutnya yaitu selain tuntutan motor kenceng dan irit, kemudian juga dari
segi teknologi sudah bukan jamannya lagi membesarkan kubikasi mesin hanya untuk
menghasilkan tenaga semaksimal mungkin.
Solusinya ada pada teknologi
mesin, seperti sohc 4 klep, dohc, diasil
cylinder, scem, dan sejenisnya, bahkan saat ini motor 150 cc SOHC 4 klep
teknologi diasil silinder
seperti vixion peforma yang dihasilkan sudah lebih besar dibanding motor 200 cc
konvensional macam tiger.
Pajak Murah
Di indonesia pajak kendaraan
masih mengacu pada cc kendaraan, ya meski gak beda terlalu signifikan , tentu
selisihnya jauh lebih murah, tapi dengan pengecualian motor cbu macam cbr 150
thailand yang pajaknya sama dengan motor 250 cc lokal, karena memang motor CBU
pajaknya lebih mahal.
Common Part
Bjr sudah pernah singgung
saat ini pabrikan terus berputar otak bagaimana caranya melahirkan motor baru
tapi biaya produksi murah atau gak perlu repot2 riset mesin, jawaban paling
jitu tentu common part.
Lihat saja mesin dohc 150 cc
honda yang bisa digunakan di 4 motor (ncb,sonic, ncbr, supra gtr) berbeda atau
kalau mau jeli dari sektor yang terkecil seperti piston saja diameteter keempat
motor tersebut sama dengan verza & nmp hanya beda coakan klep saja, (eh
ukuran strokenya sama juga loh, hehehe).
Langkah honda tersebut juga
di tiru oleh yamaha dengan mesin sohc 4 klepnya yang digunakan juga secara
berjamaah di line up motornya, yang terbaru Suzuki juga mengikuti dengan engine overbore dohc- nya, kawasaki ?,
masih adem ayem dengan duo motor dual
purpose-nya
Kubikasi Ideal & Pajak
Kenapa tidak memakai
kubikasi 125 cc secara di luar negeri Honda dan Yamaha malah jualan cbr dan
r125 serta suzuki gsx yang memakai mesin
125 cc. Alasan pastinya sudah barang pasti market luar negeri beda dengan di
indonesia.
Di Indonesia bisa di
gambarkan demikian secara umum entry level (110-125) mid (150-155) dan kelas
premium 250 cc, itu semua gambaran normal karena top of the line di Indonesia berdasarkan pajak rasional adalah
maksimal 250 cc, lebih 1 cc saja sudah kena “pajak barang sangat mewah”.
Jadi kenapa 150 cc sudah
pasti seperti (kasta) menengah nya sudah seperti demikian adanya, terlepas
memang saat ini sudah banyak yang mampu beli moge yak
Kelas yang berdarah-darah
& kebaruan yang di tawarkan
150 cc merupakan kelas
gemuk, banyak motor bermain di kelas ini, bahkan untuk beberapa segmen seakan
menjadi kelas prestisius, lihat saja
di kelas/segmen sport persaingan sudah mulai gila-gilaan tidak hanya berlomba
menawarkan fitur, tenaga, tapi juga harga terbaik.
Begitu juga kelas matic yang
meski yamaha sangat agresif di kelas ini, tapi honda dan suzuki pasti tidak
akan tinggal diam, hanya di kelas bebek saja yang adem ayem, karena motor bebek
saat ini malah berubah cenderung ke motor hoby, dan hanya orang2 tertentu saja
yang demen.
Kedepannya, kelas 150 cc
masih akan sesak untuk beberapa tahun ke depan, pasca honda mengandalkan dohc
square, suzuki merespon dengan all new dohc overborenya, dan yamaha dengan
boreup menjadi 155 cc+ vva.
Melihat pergerakan ketiganya
memang masih banyak bejibun pembaruan yang akan di tawarkan bisa saja suzuki
dan honda main boreup juga macam yamaha, atau bisa juga yamaha 5 tahun ke depan
sudah siap dengan dohc-nya. Kalau sudah demikian yang pasti konsumen yang di untungkan
dan di rugikan.
Diuntungkan karena pilihan
lebih bervariasi, dan di rugikan karena itu tabungan rawan kena jablay an motor
baru, wkwkwk
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar