setalah 24 ribu km, |
Halo
Masbro
Menginjak
kilometer 41 ribu lebih dengan umur hampir 3 tahun bukanlah sesuatu yang waw,
masih taraf normal sih untuk ukuran sepeda motor dengan pemakaian harian. Dan
sebelum 3 tahun tepat Agustus besok, ternyata ban depan sudah minta jajan lagi.
Menapak
tilas ban depan verza di kilometer sudah ganti, saat itu bjr ganti pakai fdr
tipe genzi dengan ukuran 90/80 lebih lebar tapi lebih pendek dari standartnya
80/100 artikelnya bisa dicek dimari.
41
ribu dikurangi 14 ribu = total 27 ribu lebih bjr telah pakai fdr genzi, atau
satu setengah tahun lebih pemakaian. Sebuah angka yang standart sebetulnya,
tapi berhubung dari berbagai review memang fdr genzi ini lebih cepat botak
bagian tengahnya, entah memang tipenya soft compound atau hard yang pasti yang
bjr lihat memang bagian tengah cepet sekali botak, tapi bagian ssampingnya
masih terbilang tebal.
Lah
itu masalahnya sebenarnya sebelum ke lombok bulan lalu bjr sudah mewarning ban
depan untuk segera diganti, lah ternyata aman2 saja waktu digeber sampai
lombok, dan ajaibnya selama pemakaian alhamdulillah ban depan ini sama sekali
nggak pernah bocor. Kesimpulannya jempolan lah durabilitynya.
Tapi
berhubung akhir2 ini bjr lebih sering dalam kota saja, handling ban depan sudah
nggak bisa dikompromi lagi ini, dan diputuskan harus ganti.
Di
pasaran terdapat berbagai macam merk ban dengan berbagai compound dan ukuran
serta berbagai macam harga. Lah sebenarnya nggak sengaja saat beli oli
dibengkel, eh ada ban corsa tipe s123 dengan ukuran 80/90 yang dipajang di
depan, entah nggak laku atau gimana, setelah tanya harga, eh ternyata murah 145
ribu euuy, langsung dah bungkus, sebenarnya mau yang 90/90, tapi lihat
bungkusnya gueeedee harganya selisih 30 ribu.
Lalu
pasang di tambal ban langganan, nggak pakai mesin2nan untuk melepas, cukup
dicukil tapi dengan lembut alhasil velg bebas cuil, ongkos 10 ribu saja.
mirip batlax |
Peforma
cukupan
Sebenarnya
bjr sempat baca2 di gugle bahwa peforma ban ini nggak istimewa, belum lagi
banyak masalah seperti yang nggak bisa ditambal (katanya), sampai ada yang
hamil, sampai licin. Tapi alasan kuat bjr minang ban ini ya Cuma 1 murah !, wes
ora usah protes, hahahaha
Impresi
pertama, wah tampaknya benar mirip batlax alur bannya, dengan garis di tengah,
belum lagi alur di sampingnya, wah ini sih batlax kw 2 made in Indonesia, hehehe
Setelah
hampir seribu km pemakaian, maka berikut yang bjr rasakan.
- Ban tampak besar, padahal ukuran lebar
turun dari 90 ke 80, tapi tingginya nambah dari 80 ke 90, benar kata orang
ban corsa memang satu strip lebih besar dari ukurannya.
- Awal pemakaian agak licin, mungkin
hanya saat awal pemakaian saja sampai garis warna ban baru hilang, setelah
itu normal.
- Nikung masih dibawah fdr, memang harga
nggak pernah bohong sih
- Lebih nyaman saat hajar lubang, secara
memang ban lebih tinggi satu strip
- Saat hujan peforma, nggak istimewa
amat, licin sih nggak, hanya nggak seistimewa fdr, ya mirip2 lah dengan
ban bawaan IRC NR 25.
Bila disimpulkan, memang corsa s123 nggak istimewa amat
peformanya, tapi secara tampilan ban ini juara dengan kaya patern. Belum lagi
harganya terbilang murah, lah 145 ribu sudah dapat ban tubless jeeh !.
Tapi harga memang nggak pernah bohong, grip terbilang
nggak istimewa bahkan dengan fdr bjr sudah mantap menempatkan corsa dibawahnya,
tapi dengan ban bawaan ya mirip2 lah, saat hujan pun gejala selip ada
sedikiiit, tapi selama berkendara dalam batas wajar sih bjr bilang aman2 saja.
proporsional |
Ya semoga nggak ada masalah untuk pemakaian ke depannya
lebih jauh lagi, ya minimal sampai jarak tempuh sama dengan si fdr genzi sih
bjr kasih aplause, tapi yang perlu digarisbawahi impresi/review ini hanya seibu
km pemakaian loh ya, setelahnya mungkin bisa saja berbeda.
Hanya satu yang kurang, test turing nih, ngomong
touring, rest dulu lah, hehehe
Semoga Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar