Touring Ke Dieng Wonosobo

Single Touring, 

 Libur telah tiba , libur telah tiba

Sekadar berbagi pengalaman touring 2 bulan yang lalu. Sebenarnya selesai touring lalu pingin cepat-cepat corat-coret diblog tapi berhubung kesibukan bejibun jadinya pending dulu gakpapa, dan sekarang akhirnya bisa di share

Dieng Wonosobo adalah tujuan touring di musim liburan semester gasal 2 bulan lalu, buat anak kuliahan libur adalah saat yang ditunggu, maklumlah 4 bulan sibuk dikampus, dan kini waktunya melepas penat, tujuannya yap DIENG WONOSOBO. Sebenarnya ini bukan plan utama liburan, plan utama yaitu ke Bali sohib , akan tetapi ada sesuatu yang sulit direalisasikan belum (jadwal), belum lagi ane juga sibuk pindah kandang hehehe.

Jadi setelah ditimang-timang nekat nah, single touring sajalah, tujuan awal sampai magetan sarangan , sembari pulang kampung , akan tetapi dasar maniak touring jadi ya bablas sampai dieng wonosobo.

Yap tanggal 21 januari (hari rabu) berangkat pagi-pagi buta dengan si Verza, rute yang dilalui standart khas jalur tengah Jawa Timur. Dari Sidoarjo ke arah barat melewati Balongbendo- Mojokerto- Mojoagung- Jombang-Nganjuk-Madiun- Finish di Magetan , berangkat pukul 06.00 pagi sampai di rumah singgah Magetan pukul 10.00 dengan gaya riding santai, sempat macet di beberapa titik, tapi ya alhamdulillah lancar, istirahat sekali di Caruban sekalian isi perut (makan).

Indah banget cerah !!

Sampai di Magetan sebenarnya ya ini tujuan awalnya, hanya sekadar sambang/singgah di rumah keluarga besar , sekalian muter-muter sarangan dan tawangmangu yang juga (sering) jadi jujukan ane. Akan tetapi Tgl 21 malam, Iseng-iseng searching di google “tempat wisata di Jawa Tengah’ lalu muncul “Dieng Plateu” , wah lah ini awal mula kegilaan.Alhasil tgl 21 malam bobok ganteng, paginya hari kamis (22 Januari), pagi2 buta ane berangkat , sempat was-was akan hujan di sarangan/ tawangmangu di pagi hari akan tetapi awesome cuaca cerah, seakan tuhan memberi kemudahan buat hambanya buat touring , hehehe. Sempat singgah di Karanganyar niatnya pingin makan/ isi perut, akan tetapi masih tutup semua brosisi, alhasil hanya jepret-jepret 1-2 foto,lalu langsung ngacir lanjutkan perjalanan dengan kondisi perut yang mulai konser. 

jogja, jogja, loalah cuma mampir makan

 Rute yang dilalui naik ke sarangan-karanganyar (tawangmangu)- solo- klaten-jogja. Lah kok ke Jogja katanya ke Dieng ?, ya berhubung ane sudah kangen suasana jogja alhasil ketika sampai di Klaten ane niatin mampir ke Jogja sebentar sekalian cari makan (gila kan cari makan sampai Jogja, hehehe). Sampai ke Jogja makan di dekat Tugu Selamat Datang Jogja , itu perempatan yang deka stasiun dan Malioboro, tapi perlu diingat yang namanya single touring ya yang di foto Cuma motor (wkwkwkw, mrgreeen,,,,), bisa selfie, ane pun sebenarnya bawa tongsis Cuma lihat sekitar jadi malu sendiri, hehehe.

Sebenarnya jika mau cepat, bisa lewat rute yang lebih dekat, saat di klaten ambil jalur langsung ke magelang, lewati kawasan merapi , akan tetapi ane memang niatnya ke Jogja .Selesai makan dan muter-muter Jogja pukul 10, lalu lanjut gas lagi , rute yang dilalui ke arah Magelang- Temanggung-Wonosobo jaraknya menurut ane lumayan jauh. O iya sekadar catatan, untuk single touring kali ini ane gak pakai alat navigasi (gak punya android ,L) , alhasil hanya mengandalkan papan penunjuk arah dan (sedikit insting , wkwkwkwk). Akan tetapi sampai di Magelang (alun2) si verza mulai aneh , timbul bunyi camrosok di bagian rantai, setelah tengok loalah, gear set NMP orisin tampak kering kerontang alhasil bunyi camry, menepi sebentar ke tukang tambal ban sekalian pompa ban belakang ane minta gemuk, alhasil bunyi camry pun lenyap, lanjuuuut.

Wonosobo asri lan ADEMM

Sampai di Temaggung , pukul 11.30, dan langit mulai mendung, langsung ane tancap saja ke arah barat menuju Wonosobo, lalu sejam kemudian akhirnya sampai juga di Wonosobo sambil clingak-clinguk mana dieng, mana dieng !?,

Dan waktu ane nanya orang : “ mas ke Dieng lewat mana ,”

masnya njawab : “terus aja mas masuk ke kota terus ikuti arah aja (ptunjuk)”

Ane : makasih mas

Masnya : dari mana mas ?

Ane : Sidoarjo mzz

Masnya : (muka kaget, heran) jauhh mas ,

            Ane sih senyum aja (bukan homo lohh, ), lah memang jauh, saat ngelirik ke tripmeter sudah menunjukkan hampir 500km (syok, L) , yap secara memang jarak surabaya wonosobo saja hampir 450 km di tambah ane mampir jogja . Berhenti sejenak karena hujan mulai turun sekalian shalat dhuhur di masjid. Selesai shalat cakap-cakap sama orang , seperti biasa dari mana mas, sendiri ? ya waktu ane jawab ya , heran , jiah memang nggak umum single touring , tapi bagi ane sih fine-fine aja setidaknya rider yang single touring itu 80% diindikasikan Jomblo (wkwkwkwkw).

Masih nanjak 20 kilo lagii 

             Tengok jam di hape sudah pukul 01.30, lanjut ke arah Dieng lewat kota Wonosobo, meski gerismis tapi rintik nggak deras, ya suasana gini romantis kalo berdua sambil nengok jok belakang langsung ane miris lihat bukannya cewek malah tas setia yang menemani mulai dari rumah kemarin hehehe. Akhirnya setelah 45 menit sampai di Dieng Plateu, tapi eiits jangan salah itu hanya ucapan selamat datang , dan untuk sampai ke Dieng masih 20 km lagi, medan yang dilalui aspal mulus, tapi nanjak abisss, terlebih jalannya sempit, mana dibuat 2 arah lagi, sempat khawatir sama Verza, tapi sampai sini no problemo, mesin masih fit, nggak rewel , seakan jargon “tambah panas tambah siip” bukan isapan jempol belaka (bisa dibuktikan).

              Dan akhirnya tepat pukul 3 sore ane sampai Dieng Plateu, langsung masuk ke kawasan wisata Dieng Plateu, dengan membayar tiket masuk Rp.8000  ternyata sudah bisa menikmati aneka wisata seperti Telaga wrna, Candi sikidang, teater dieng, dan banyak lainnya, tapi ya di dalam bayar lagi loh gan , dan belum lagi biaya parkir.

Capture fb hehehe, indahnya telaga wrna, 

tiket masih ane simpen

Kelar muter-muter pukul 16.45, artinya bentar lagi malem , dan badan mulai ngedrop brosis, indikasi capek mulai melanda, inilah nggak enaknya single touring nggak ada yang gantiin ,nggak ada yang mijetin , alhasil setelah keluar kawasan langsung cari penginapan, dan di kawasan dieng memang banyak penginapan tinggal sesuaikan kantong, dan ane akhirnya nginep di villa lestari dengan budget 200 ribu sudah bonus teh anget dan kamar bed besar (enak nih kalau punya bini , hehehe), dan juga air hangat. Langsung deh ambil. Akan tetapi tak disangka cuaca di dieng malam hari beuuh dingin sekaleeee, alhasil setelah cari sarapan sesudah isya ane nggak kuat tidur dengan celana jeans panjang kaos kaki,jaket , sarung tangan dan selimut ekstra tebal , tapi NGGAK MEMPAN brosis, masih tembus benar-benar dingin banget 11-12 lah dengan di Ranupane/Ranukumbolo waktu hiking , tapi setelah ane pesen jahe anget gak kerasa lagi bablas dah , bobok ganteng J .

Kabut, jarak pandang pendek, hati-hati

Hari ke 3 (23 Januari ) Pullang

             Seperti biasa bangun di pagi buta, ternyata masih dingin, tapi berhubung ada air hangat/panas langsung dah mandii, selesai langsung shalat subuh, lalu lihat tv (tv kabel loh gan ) sampai pukul 7 pagi saat ane lihat si penjaga villa membuka pintu pagar depan, ane pun langsung siap-siap packing , gak lupa mampir sebentar ke toko souvenir di sebelah villa buat oleh-oleh. Langsung tancap dah, sempat foto sejanak tapi berhubung di buru waktu alhasil nggak biasa lama, tancap lagi,

         Saat ane turun terlihat jalan masih berkabut tebal, saking tebalnya jarak pandang hanya beberapa meter, belum lagi jalan sempit , samping jurang beuuh, kalo nggak hari-hati bisa buyar dah. O iya rute pulang ini sengaja ane pingin rute yang beda, alhasil sebelum pamit ke penjaga villa tanya rute terdekat menuju semarang , lalu ane diarahkan ambil rute ke kebun teh tanbi, KATANYA loh tambah dekat.

mejeng dulu

               

               

         Akan tetapi jalan yang ane lalui rusak berat, akan tetapi dibayar lunas dengan pemandangan yang indah , belum lagi pemandangan kebun teh, gunung sindoro, hutan pinus/jati beuuh komplit dahh, saking terlenanya sampai-sampai nggak sadar sudah 2 jam lebih, ternyata terlalu lama brosis, langsung ane kebut, dan ternyata jalan langsung tembus ke Temanggung, langsung ane lanjut lewat hutan/ gunung juga (medannya) sampai pukul 10.00 tepat ane sampai di Semarang (tapi sisi Barat) , boleh dibilang ini rute yang asyik tapi yah sepi banget, dan ternyata tembus bandungan yang merupakan kawasan itut tuh (plus-plus), dan sedikit informasi pasca ditutupnya dolly, kini kawasan bandungan di Semarang ini menjadi kawasan prostitusi terbesar di Indonesia, tempatnya ? yah mirip-mirip tretes lah, lanjut gas lah sampai di Semarang lanjut ke arah pantura lewat Demak , sampai di Demak sudah pukul 11.45 alhasil ane berhenti untuk shalat jum’at di kota wali.

semarang :) 

Selesai jum’at an pukul 1 siang cus lanjut dah nggak pakai berhenti lagi kecuali makan, dan lewat demak-kudus-pati-jepara-tuban, sampai di tuban sekitar pukul 03.30 sambil istirahat shalat sekaligus makan cumi (mumpung di sini makan cumi murah hehehe), sempat berhenti sejenak di kragan foto-foto karena mubazir pemandangan yang indah. Lanjut jalan dan eng ing eng , pukul 05.00 keluar tuban ane disuguhi hujan derasss, tammpak mendung di pesisir pantura. Pilih nunggu hujan reda ya sampai kapan, langsung keluari jas hujan dan trabas dah hujan alhasil mulai rute kluar tuban (entah lupa namanya)-paciran (wbl)- gresik-Surabaya- Sidoarjo terus hujan,dan terasa badan sudah serasa diambang batas , sempat mampir sebentar di A Yani minum STMJ dengan keadaan basah kuyup,

lanjut jalan ke sidarjo sampai akhirnya sampai pukul 10.00 dan alhamdulillah ane selamat , tengak tengok tripmeter allahualam 991,8 km ane senyum , tinggal in verza istirahat terus tidur  , Seraya bermimpi bagaimana jalanku 3 hari ini.

Nb ; foto kurang lengkap, maklum belum pindah ke hdd dari kamera, dan karena rute pulang didominasi hujan jadi tak ada yang istimewa.

Salam bikers, hehehe