Halo
brosis
awal
bulan mei banyak tanggal merah nih, liburan yuks, hehehe
Kali
ini bjr akan berbagi hasil penggunaan gear belakang 38 di honda verza, yup
kurang lebih 3 bulan, verza bjr memakai sprocket belakang ukuran 38 punya gl
100 bisa di baca di sini nih artikelnya.
Impresi
pertama penggunaan gear 38 terlihat positif saat bjr gunakan, nafas tiap gigi
lebih panjang IYA, top speed nambah walau sedikit IYA, akselerasi nggak beda
jauh NGGAK JUGA.
Ya
poin terakhir adalah hal yang bjr rasakan sampai saat ini, bila dibanding gear
standart ukuran 41 maupun punya nmp 42 terlihat akselerasi dengan gear 38
sedikit berkurang hentakannya, tapi yang
perlu di ingat SEDIKIT lebih kalem (lemot dan kalem beda loh ).
Memang
jika ditelisik kombinasi 38/14 = 2,71xxxx dibanding sutandar 41/14 =2,92xxx
maupun punya nmp 42/14= 3. Memang lebih ringan maka akselerasi sedikit
berkurang, akan tetapi jangan di tanya top speed, dijamin selama penggunaan
yang bjr rasakan di putaran atas mesin lebih rileks brooo.
Rute
Tanjakan Kewalahan
Bulan
lalu sengaja bjr tes trip tipis-tipis ke cangar (minggu kedua april) dan bromo
(minggu ketiga april). Ini sih trip buat khusus untuk tes nih gear 38, dan ini
trip bjr sendirian maklum (jomblo bos, hehehe). Hasilnya, ya seperti dugaan
awal sih, saat ke cangar bjr melalui jalur jolotundo/seloliman/ pacet/cangar/
alun2 batu dan itu pulang pergi.
Saat
penggunaan sih terasa normal jaya, melalui jalanan yang menanjak, akan tetapi
di cangar bjr terpaksa sering menggunakan gigi 1-2 waktu nanjak hal ini tentu berbeda
saat menggunakan gear set nmp gigi 3 pun masih eces, kalau pun parah2 mentok di
gigi 2 gigi 1 hanya saat start atau berhenti.
Tidak
puas , lalu minggu berikutnya bjr sengaja tes lagi waktu ngetrip jomblo lagi ke
bromo melewati rute pasuruan/ kota – langsung ke penanjakan pulangnya bjr lewat
nongko jajar dan ini rute sip banget buat yang hoby mereng-mereng.
Tapi
rasanya memang tidak jauh berbeda dengan saat di cangar, hanya saja sedikit
terbantu rute ke bromo via pasuruan yang nanjaknya dengan jarak yang lumayan
untuk ancang-ancang jadi masih sip lah pakai gear 2-3-4, tapi tak jarang pula
jika tidak pandai membuka gas apalagi ketemu tikungan dengan karakter sempit
keluar tikungan dengan gigi 2/3 terasa berat.
turun, disambut kabut |
Dari
2 tes di atas bjr ambil kesimpulan gear 38 bisa dikatakan payah buat tanjakan
apalagi dengan tanjakan plus tikungan sempit, tapi untuk menanjak dengan
tikungan cepat masih terasa nyaman bahkan nggak beda dengan gear nmp/ standart.
Akan
tetapi semua terbayar tuntas loh saat digunakan untuk turunan, waktu bjr
menuruni cangar ke batu serta bromo ke nongko jajar, terasa mesin motor rileks
saja dengan gear 3-4, gear 5 khusus buat nyalip nih (hehehe).
Selap-selip
kewalahan.
Ada
seikit cerita menarik saat bjr perjalanan pulang dari bromo, melewati rute
nongkojajar lalu kebun raya purwodadi ke arah kanan (surabaya). Jalanan saat
itu lenggang tapi padat di beberapa titik. Dan saat itu bjr bebarengan dengan
jupiter z (gak kenal) mulai dari kebun raya sampai taman dayu bjr selap-selip
dengan nih motor, memang tidak seimbang tapi bjr paham betul kalau jupiter z
burhan bukan motor yang inferior juga sih.
Saat
jalanan lenggang bjr ngacir dengan verza, dan leluasa sampai kecepatan 110
km/jam (gas masih sisa dikit), akan tetapi lain cerita saat ketemu kemacetan
sebelum lampu merah taman dayu, tampak bjr kewalahan selap-selip. Tapi setelah
itu kelar dah rider jupiter burhan ngilang entah kemana.
Tapi
cerita menarik berlanjut saat di apollo bjr tiba2 di salip sama verza gen 1
warna abu2 tampak yang naiki ugal2 an nemen iki, dan sempat lirik wah gear belakang standart nih/ kalau nggak
ya nmp (terlihat gear belakang model baru ada bagian pencegah rantai ngunci di
bibir gear). Alhasil bjr yang mulai panas pun meladeni juga saat ketemu
straight agak panjang bjr digdaya nyampai speed 100-110 dan terlihat rider
verza abu2 sempat nclinguk mungkin heran ini motor bjr kok kenceng bener ya di
jalan lurus, hehehe,( mungkin dia belum tau ).
Sengaja
memang saat di straigth jarak nggak beda jauh palingan ya 4 body lah, disini bjr
rasa gear 38 terbukti ampuh banget. Akan tetapi saat ketemu kemacetan/kepadatan
bjr sukses kalah disini. Saat macet bjr sulit oper2 gear, 2-3-2-3 hal ini tentu
karena dengan gear 38 tarikan nggak segiras di putaran bawah, bahkan terkadang
juga bjr nggantung gas supaya mesin nggak drop buat selap-selip.
seperti biasa rata2 penduduk bromo pakai ni motor, |
Sedangkan
rider verza abu2 dengan luwesnya selap-selip, mungkin dengan gear 3 pun di
nyaman2 saja selap-selip. Alhasil akhirnya bjr ketinggalan jauh nih.
Bisa
diambil kesimpulan jika rasio 38-14 di honda verza tidaklah buruk-buruk amat,
satu2nya yang bjr suka dengan rasio gear set ini adalah nafas yang panjang di
setiap giginya, dan nyaman di putaran atas. Tapi ada hal yang harus
dikorbankan. Yups akselerasi putaran
bawah tidak sebegitu ganas dan menghentak dibanding gear set nmp ataupun bawaan
pabrik, alhasil saat dikemacetan harus pintar2 putar gas dan atur gigi.
dalam kota punya nmp lebih sip ! |
Kesimpulannya
doyan touring jauh dan demen main putaran atas pakai gear 38-14, tapi buat yang
diperkotaan dan demen nanjak gear 42/41-14 adalah pilihan yang tepat.
Semoga
berguna
NB
: adegan/ tulisan kebut2 an mohon tidak ditiru karena saya bukan si boy dengan
ninja merah, tapi admin blog yang kurang kerjaan saja, hehehe. dan maaf minim foto coz hanya bawa tablet, dan bjr masih belum punya action cam.
kata temen yang suka mbengkel sih, kalau mau enak nanjak ya pakai gir belakang (jumlah mata gir) besar. Kalau topspeed mantaf ya gir belakang kecil.
BalasHapusKayaknya sudah sesuai dengan deskripsi bjr tuh mas bro.
BalasHapusKlo saya pribadi prefer bawaan pabrikan bukan ga mo ganti tapi mang itu tungangan hanya sempet diajak lari didlm kota.
Sharing yg bagus lanjutkan bjr.
yups bawaan pabrik 14-41 memang paling cucok, cuma bawaannya gearnya tipis, belum lagi rantai sering kendur dan kemrosok, hehehe, thanks dah mampir
HapusSudah pernah dicoba buat boncengan belum gan?
BalasHapusSudah pernah dicoba buat boncengan belum gan?
BalasHapusudah gan,
Hapushttp://www.bangjoru.net/2016/06/touring-ke-lombok-part-1-bikepackeran.html
http://www.bangjoru.net/2016/06/touring-ke-lombok-part-3-pantai-pandawa.html
buat touring boncengan malah enak, tapi boncengan dalam kota rasanya masih enakan kombinasi standart atau punya nmp