Tentu khalayak pencinta
sepak bola di tanah air saat ini mengetahui bahwa sebagai akibat dari dualism
pengurusan sepak bola Indonesia secara otomatis juga melahirkan dua kompetisi
yang berbeda sebagai akibat tidak ada singkron antara kedua pihak yang
berseteru.PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin menyelanggarakan Kompetisi
Indonesian Primer League atau yang akrab disebut IPL sedangkan kubu yang kontra
dibawah pimpinan La Nyala menjalankan Indonesian Super League atau ISL.
Buntut dualism kompetisi
tersebut tentu sebagai akibat dirubahnya kompetisi yang sebelumnya ada.Dimana
keputusan Djohar untuk menggelar Liga dengan 20 Lebih peserta klub ditentang
habis-habisan oleh kubu La Nyala yang menganggap kompetisi yang akan digulirkan
Djohar Cacat hukum,dimana dari jumlah klub yang berlaga saja sudah menyalahi
aturan Fifa,dimana batas maksimum peserta dalam sebuah liga adalah 20 klub
saja.
Sebagai bentuk
ketidaksetujuan format kompetisi tersebut lahirlah (kembali) kompetisi
tandingan kali ini ISL lah yang bertindak sebagai kompetisi tandingan (Dulu
LPI/IPL).Dimana ISL diikuti oleh 18 klub sedangkan IPL lebih sedikit dengan 13 klub saja.Tentu klub yang berlaga di IPL nyatanya seharusnya lebih sedikit,akan
tetapi karena terdapat klub kluningan macam Persebaya,Arema,Persija,PSMS
tentunya menambah peserta liga.
Terlepas dari hal itu
kedua kompetisi ini bila dibandingkan akan memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing.Sebagian besar opini masyarakat tentunya berkata ISL menyajikan
kompetisi yang lebih seru dan berbobot akan tetapi tidak sedikit pula yang
berkata sebaliknya,berikut adalah perbandingan antara ISL dan IPL :
Peserta/klub
Dari segi peserta klub
yang berlaga memang bisa dikatakan ISL menyajikan hal yang lebih bervariasi
karena dengan 18 klub yang berlaga aka nada banyak aksi yang dipertontonkan
kepada masyarakat baik yang melihat secara langsung (stadion) maupun yang tidak
langsung (Tipi).Berbeda dengan IPL yang jumlahnya lebih sedikit tentunya akan
berbeda.Terlebih dengan klub-klub besar yang berlaga di ISL macam
Sriwijaya,Persipura,Persija dll tentu sang empu pendukung klub otomatis lebih
bejibun dibanding dengan klub-klub IPL yang masih menggandalkan jumlah bonek
sebagai penyumbang terbesar penonton IPL.
Pemain
Hampir 80 persen pemain
Timnas (sebelum diganti) berlaga di ISL,tentunya hal ini juga sebagai cerminan
bahwa dengan pemain-pemain top yang ada di ISL akan membuat jalannya pertandingan
ISL jauuh lebih menarik dibandingkan dengan IPL yang masih setia menggandalkan
muka-muka baru tetapi dengan skill yang bisa dibilang kalah jauh dibandingkan
dengan pemain-pemain ISL yang sudah meraskan manis,pait menjadi pemain bola.
Siaran TV
Tentu tidak ada yang
meragukan kualitas tayangan sepak bola yang dilakukan oleh ANTV dalam
menyiarkan kompetisi sepak bola di tanah air.Hal itu bisa dilihat dengan
pengambilan gambar selama pertandingan yang bisa dikatakan baik dibanding
dengan stasiun TV lain (tentunya dalam hal sepak bola secara langsung) tentunya
ISL akan serasa nyaman dilihat oleh penikmat sepak bola yang menonton lewat
tv,hal berbeda ditunjukkan dengan kompetisi IPL yang menunjuk 3 stasiun tv yang
berbeda untuk menyiarkan pertandingan,dimana dari ketiganya bisa dibilang hanya
satu yang bisa dikatakan bagus dalam hal
pengambilan gambar siaran televise (sepak bola).
Jadwal
Dengan jadwal yang
(hampir) setiap hari mnayangkan pertandingan,bisa dibilang ISL lebih banyak
variasi dinading dengan IPL yang hanya 3 hari (sabtu minggu,senin).
Wasit
Bicara soal wasit
tentunya IPL lebih unggul disbanding dengan ISL yang bisa membuat orang
meso-meso jika melihat kinerja wasit yang ada di ISL.Kontroversi memang seakan
tidak pernah lepas dari para perangkat pertandingan ISL hal itu ditunjukkan
dengan labilnya wasit dalam memimpin pertandingan,bahkan image wasit sogok’an
pun belum akan hilang dalam kompetisi di ISL.IPL Lumayan lah untuk kinerja
wasit.
Tentunya itulah pandangan
yang saya tangkap ketika menyaksikan dua kompetisi elit Indonesia,terlepas dari
segala hal tentu ISL lebih bagus dari IPL,meskipun ada beberapa hal sebagai
pengecualian.Akan tetapi sebagai masyarakat Indonesia,saya pun berharap agar
kompetisi di Indonesia HANYA SATU saja bukan dualisme kompetisi seperti ini
yang saya harapkan,terlepas dari itu saya doakan agar sepak bola Indonesia
tetap Jalan Terus,dan Semoga segala bentuk dualisme berubah menjadi
satu-kesatuan untuk sepak bola yang lebih majuu,BRAVO SEPAK BOLA INDONESIA !!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar