googlef1d469d5fe68ebf6.html BangJoRu: Mengajak Sesat Pakai Oli Diesel atau PCMO, Sebuah Pengalaman

Mengajak Sesat Pakai Oli Diesel atau PCMO, Sebuah Pengalaman


Halo Brosis

OLI SESAT

Setahun lebih ini saya sudah beralih menggunakan oli mobil baik pcmo maupun hdeo di motor, bahkan 3 motor di rumah semuanya menggunakan oli pcmo, hehehe. Lantas sejauh ini impresinya tentu saja puas,  interval pemakaian lebih lama iya, riding quality meningkat iya, harga yang lebih hemat hmmm nggak juga tapi jika di hitung secara pemakaian yang lebih 2x lebih lama sih akan hemat juga pada akhirnya.

Tapi yang namanya “kebaikan” tentu saja harus ditularkan, kemana ? keluarga sendiri udah, lainnya teman-teman juga dong, yap sejak pemakaian pertama oli sesat saya langsung merekomendasikan ke taman-teman saya. Kalau yang expert atau punya sedikit pengetahuan sih nggak akan  di debat terlalu lama dan akhirnya ikut juga, hehehe.


Dengan kalimat sakti, “pemakaian lebih lama loh dan impresinya nyaris gak ada penurunan peforma sampai sekian kilometer” pun sukses memikat kawan-kawan saya, hehehe. Maklum kalau yang namanya “lebih lama” kan identik dengan jatah pengeluaran untuk oli bisa dihemat sekian persen.

Butuh edukasi lebih
Iya setiap orang beda-beda, kalau saya dulu pure baca-baca dan nyaris tanpa tanya-tanya secara berlebihan. Swear saya awalnya memang hanya baca di grup kaskus, kebetulan saat itu mobilitas berkendara saya tinggi jadi interval 2000 km penggantian oli di rasa memang lumayan menyita pengeluaran.
Kalau soal peforma dan impresi sih saya sebenarnya gak berharap banyak karena nyatanya motornya memang gak enak buat ngebut/high rev  hehehe,  yang penting bagaimana caranya bisa lebih dari 2000 km minimal 1 setengah kali lebih lama pikir saya waktu itu syukur2 bisa 2x lebih lama.

Kemudian mulai dari flushing (sebenarnya gak usah sih) pakai msx-pft-pxp-tmo- sampai sekarang 3x pakai pft overall sih puas pakai banget. Awal pemakaian saya sudah mulai mengajak kawan2 saya

 “he cuk/ndeng/tel nyobak oli mobil loh lebih enak (note bukan dimakan/minum) iso suweh sisan (bisa lama)”. Dan coba cakap 1 orang berhasil kebetulan dan puas, lainnya hmmm perlu proses yang lebi getol lagi.

Sampai saat saya stay di pft sudah 2-3 orang ikutan pakai oli mobil di motor, dan sampai saat ini sudah hampir 9 orang, sukses ikut-ikutan, alhamdulillah dari semuanya hanya 1 yang belum mendapat fell/ impresi sesuai yang di harapkan tapi lebih ke kendaraannya sih maklum gen vampire butuh effort lebih karena oli bisa secara gaib menghilang, hehehe.

Setidaknya strategi saya mengajak orang ke sesuatu yang baik ini tentu gak asal njeplak, dan yang penting gak maksa, oke ya alhamdulillah, nggak juga gak masalah (buat saya).


Slow gak usah didepat terlalu dalam

Pada dasarnya saya nggak begitu paham istilah teknis mengenai pelumas, tapi yang namanya mengajak tentu setidaknya harus paham apa yang diajak kan. Begitu juga dengan tipikal saya pasti menghindari debat teknis yang terlalu dalam yang berpotensi gontok-gontok an. Let it flow /mengalir saja kalau saya, tentu jangan mengajak atau merekomendasikan seperti sales dan nggak perlu terlalu agresif.

Mulai dengan pertanyaan sederhana “ganti oli tiap berapa km” , walah pasti jawabnya buat user mco entry level gak jauh2 dari angka 2000km, dan keluhannya pasti berkisar “enaknya seminggu doang/sekian ratus km doang”, di situlah sebisa mungkin ajak dengan kalimat yang menarik “walah, kalau saya bisa 2x lebih lama, itupun masih masih enak loh, smooth gak gampang panas” dengan begini lawan bicara tentu akan tertarik.
Selanjutnya tinggal jelaskan, keuntungan memakai oli mobil entah itu pcmo/hdeo, kalau saya langsung nembak “2x lebih lama dengan penurunan peforma yang minim” dan sangat jarang saya bicara teknis oli saat “pertama” kali mengajak sesat. Paling kalau ada pertanyaan

 “kok bisa lebih lama dan tetep enak sih ?” .

jawab saja “yap oli mobil memang di desain lebih lama dibanding motor, coba pas lu ganti oli mobil tiap berapa km ? gak mungkin tiap 2000rb km kayak pas lu pakai oli motor ”

di situ sebagian besar yang saya ajak sudah tertarik, kalau mau ngasih lebih boleh lah tunjukin crankcase mesin yang kinclong, hehehe.

Gak Mau ya Sudah,

Jika di forum tak jarang pula di temui postingan pertanyaan “oli yang enak apa ya, oli yang bagus apa ya”  di situlah kadang saya nyeletuk “fastron techno hijau” kebetulan juga saya mengikuti grup honda verza Indonesia Club. Bagi yang belum pernah atau tahu jika oli mobil pcmo/hdeo bisa dipakai di motor pasti nyeletuk “oli apan tuh, itu kan oli mobil”.

Seperti pada postingan di atas, ada yang bertanya mengenai oli yang pas/enak buat verza, dan saat saya jawab pft ijo , kebetulan ada yang merespon alias kepo, lalu tanya gak bahaya, itu kan oli mobil, ah nggak lah saya mah standart2 saja olinya. Itulah respon dari jawaban saya, dan saya pun menjelaskan nggak panjang lebar dan njabarkan tetek bengek segala macam, paling cukup “bisa kok dipakai di motor, tahan sampai 4000 lebih lama dibandingkan oli motor, dan tetap enak loh impresinya” kurang lebih begitulah kalima persuasif saya.

OLI SESAT NMAX

Rekomendasikan PCMO/HDEO yang Jangan Terlalu Mahal
Harga itu sensitif saat memulai sesat, kalau pertama sesat tapi suruh pakai Mobil 1 ya nggak akan tertarik, bukan karena mahal tapi orang awam pun tahu itu oli mahal. Teman saya yang pertama saya ajak sesat itu saya sarankan pakai msx, bukan karena apa tapi karena saya pernah pakai dan memang harganya murah meriah cukup 48 ribu dan angka 4000 km bukan angka yang sulit dicapai oleh msx.

Hasilnya tentu ada plus minus dibanding mco yang sebelumnya ia pakai tapi soal long drain 2 x pakai bisa di atas 4 ribu km, bahkan pemakaian kedua nyaris 5 ribu km padahal pemakaian kedua ia beli curah seharga 32 ribu. Taruhlah harga oli mco entry level merk pabrikan sekitar 40-50 ribu rupiah, kalau saya ngajak dan kasih saran paling saya sarankan oli maksimal harga 75 ribu rupiah.
Soal pilihan mah buanyak pcmo/hdeo di kisaran harga tersebut.


Yang Mudah Di dapat
Memang saat ini sudah zamannya online, beli oli pun bisa online, tapi gak semua mau ribet2 beli online, dan itu yang harus diperhatikan, mungkin hanya yang expert di perlendiran saja yang rela buang-buang waktu dan uang untuk coba-coba beli oli baru secara online, (termasuk saya, hehehe).

Ini Indonesia jadi coba rekomendasikan oli pabrikan “tukang monopoli” seperti keluaran pertamina, toh pilihannya juga banyak, soal kemudahan di dapat tentu lebih mudah toh pom bensin pun juga ada. Atau paling merk lain seperti oli oem pebrikan mobil seperti toyota dengan TMO nya atau mitsubishi.

Kalau saya ya pertamina soalnya secara moril kita ngajak yang enak-enak pakai oli pcmo/hdeo tapi barangnya nggak repot dicari. Tapi yang perlu diingat bukan berarti saya fans boy pertamina, dan bukan berarti oli lain jelek, belum lagi bawa embel2 cinta produk Indonesia atau Kita Untung bangsa Untung apalah itu toh merk lain buanyak yang lebih baik dan kalau dipasarkan di Indonesia sudah pasti lah juga sama-sama memberi kontribusi bagi bangsa.

Masak saya ngajak sesat
“bro motor lu coba pakai oli diesel atau mobil, jamin enak (jangan hubungkan dengan perut kecuali situ lapar)”
“merk apa bro”
“amsoil diesel truck bro, bisa up to 10000 km”
“ beli dimana”
“jkt bro , online bisa”
“coeg dah, beli oli aja jauh amat”
Di situlah saya merasa sedih , so gak usah nyinyir dulu, lanjut bawah

Bertahap
Yang sebenarnya perlu dipahami adalah nggak semua orang expert atau punya waktu lebih untuk ngurusi oli motornya, sederhananya adalah user pemakai saja. kalau pun berhasil dan sampai pergantian kedua dengan impresi positif potensi untuk upgrade oli pun ada. Di sinilah godaan akan datang awal pakai oli 70 ribuan sampai 2-3 kali berikutnya mungkin tergiur

“eh yang lebih enak dan tahan lama ada nggak?”
“ada dong, apa sih yang nggak ada”

di sinilah saran oli oli goib yang sulit di dapat/beli di toko bisa direkomendasikan, gak usah sebut merk lah mungkin pada tahu, hehehe.

“Yang perlu diingat nggak semua pingin upgrade, saya pun biasanya mengingatkan kalau sudah nyaman stay saja, upgrade sih boleh tapi bisa nggak konsisten upgrade dan stay 2-3 kali pakai untuk hasil yang maksimal”   

Gak perlu menjelekkan

Enak-enak tanpa harus bully itu asyik loh, yap nggak perlu diberitahu oli ini itulah, oli itu begitulah, itu nggak perlu, sampai saat ini saya belajar dan mengamati semua ada plus minus alias kelebihan dan kekurangan jadi gak perlu menjelekkan. Tapi kalau produk yang menipu itu baru perlu  dikritik nggak atau bahkan perlu di bully

Saya pun sebenarnya nggak anti dan bukan tidak merekomendasikan mco jika di mintai saran, tapi oli motor enak (bukan dimakan/diminum) dan tahan lama itu “agak mahal” dan kalau mco under 50 ribu mending lupakan karena Cuma sedikit/sebentar enak yang didapat, mending tambah dikit dapat oli yang lebih bagus dan lebih tahan lama, iya nggak ?



So, itulah sedikit pengalaman saya berbagi cerita mengajak kawan, teman, maupun kolega untuk beralih menggunakan pcmo atau hdeo di motor. Kalau ada yang tanya “demi apa coba ngurusi begituan?”,

kalau saya mah selama itu sesuatu yang bisa saya terima dan bermanfaat, apalagi untuk kebaikan mengapa tidak, simpel kan, hehehe.

Perkara banyak yang nyinyir “halah situ kan sekarang jualan oli jadi wajar lah ngajak aneh-aneh !”. kalau itu saya tanggapi woles saja, toh memang pada nyatanya saya memang “jual” oli. Tapi berapa rupiah sih itu untungnya bisa buat menghidupi saya, untung 3000-5000 rupiah perbotol saja alhamdulillah, karena sejatinya yang saya cari di oli itu bukan materi semata apalagi yang melimpah ruah.

Anggap saja cari tambahan duit bensin, belajar dagang kecil-kecilan, belajar menyebarkan kebaikan (pakai pcmo/hdeo di motor itu kebaikan menurut saya), belajar nambah seduluran, belajar ngisi jeda waktu luang,  karena pada hakikatnya hidup itu belajar kan.

Semoga Bermanfaat

2 komentar:

  1. 90% Mesran Super + 10% MG. Bisa 6 ribu km dipakai ngebut juga ok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MG = minyak kelapa sawit 2 kali penyaringan

      Hapus