Halo Brosis
Entah dari mana yang mulai
trend perbandingan ini, akan tetapi salah satu indikator mengapa user/ biker
membandingkan motor baru dengan motor bekas yang lebih besar (biasanya) adalah
“semakin mahalnya” harga motor.
Pertama yang paling gencar
adalah saat honda ncbr facelift tahun lalu, dimana saat itu ncbr mengalami
perubahan total pun demikian dengan harganya naik kurang lebih 3 jutaan dibanding
saat di tahun 2014 untuk pertama kalinya ahm melokalkan cbr.
Ada yang seloroh bilang
mending cbr 250 bekas, z250sl bekas, inazuma bekas, bahkan ada yang bilang
mending “motuba bekas”, heheheh. Salah ? orah salah sama sekali alias sah-sah
saja. Kemudian trend berlanjut ke part 2 yaitu cbr 250rr yang harga saat
launching akhir tahun lalu paling mahal ada di 69, sekian (hampir 70 juta) saat
itu bahkan sampai saat ini selentingan “mending moge seken” pun masih sering
terlintas / terdengar.
Yang paling update adalah
yamaha r15 v3 yang beberapa minggu lalu via indent online akhirnya YIMM membuka
tabir harga gen terbaru r series paling bontot ini. Angka 34,5 juta menjadi
yang termahal di kelas 150 cc dibanding cbr bahkan cenderung selisihnya jauh
dengan gsx 150r. Tidak berhenti angin pun berhembus “mending ninja rr mono
seken, mending cbr 250 jomblo seken”.
*** |
Sport yang sudah total
Satu hal yang membuat motor
baru sekarang berani pasang harga jual dengan harga tinggi adalah fitur yang di
tawarkan memang lebih “advance” dibanding pendahulunya maupun kompetitornya.
Meski secara fungsi sebenarnya konsumen bisa dibilang “tidak butuh2 amat” tapi
mau tak mau harus terima.
Fitur2 macam led headlamp,
swing arm aluminium, up side down dan engine yang mutlak powerfull kemungkinan
besar akan menjadi “standart” minimum motor sport medium kedepannya, dan tentu
saja dalam persaingan antar pabrikan “yang keluarnya/ launching belakangan”
WAJIB punya kelebihan dibanding yang lebih dahulu launching/ dijual.
“ya mana ada motor pabrikan yang saingan dengan produk baru dengan fitur lebih inferior”
Tapi yang tidak dapat
dihindari sudah pasti “harga” yang lebih mahal, dan itu masih akan
berkelanjutan selama pabrikan juga meladeni persaingan produk pabrikan lainnya.
Sampai kapan ? sampai konsumen bosan, dan produk tersebut tidak laku.
Mending cc besar tapi fitur
minim
Thats right nggak ada yang salah, sekarang seperti misal cbr250rr
dengan er6n seken, okeh er6 seken butuh lebih ekstra perawatan, pajak lebih
mahal, fc lebih boros. Tapi this is true
moge yang syaratnya harus 400 cc di atas. Kalau dibilang er6n nggak punya
Thortle by wire atau headlamp led itu mah bagi kaum realistis bisa
dikesampingkan wong dengan headlamp halogen masih bisa menyinari jalan.
Begitu juga r15 v3 atau ncbr
dibandingkan dengan ninja rr mono bekas yang memang harganya mirip2, oke rr
mono belum up side down, MID kecil minim informasi, lampu belum led, halo rr
mono 250 cc bung, dibanding 150/155cc dengan teknologi bejibun pun mustahil
dalam kondisi standart nguntit 250 cc jomblo cylinder sekalipun.
Pun di cc yang sama pun
begitu, ada pembaca minta saran “punya uang di atas 20 juta mending verza atau
nmp?” tanpa mikir 3 kali, setelah lihat harga baru dan bekas ncb atau nva bjr
jawab saja “mending ncb seken atau nva seken”. Serius ? yap bener, karena verza
dan nmp sudah tampak tidak reliable
beli dalam kondisi baru.
Mokas dengan motor baru,
beda
Yap perbedaan keduanya sudah
pasti yang satu bekas yang satu baru, yang satu sudah jalan beberapa km yang
satu bau motor baru yang satu bau bini orang, hehehe. Membandingkan keduanya
masih menjadi perdebatan yang akan sangat panjang jika di jadikan sebuah
tulisan.
Tapi sederhananya saja kalau
bjr mah
“dengan harga yang sama antara motor bekas 250 cc dengan motor baru 150 cc, mokas punya pride yang lebih meski minim fitur, tapi nyata “REAL“ lebih besar 100 cc bukan angka yang kecil seperti selisih 5-10 cc, meski akan tampak inferior dari segi fitur”
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar