googlef1d469d5fe68ebf6.html BangJoRu: Review Film Kesari, Thermophylae Era Masehi Modern

Review Film Kesari, Thermophylae Era Masehi Modern


Halo Brosis
Siapa yang tidak mengetahui pertempuran Thermophylae yang merupakan pertempuran dahsyat dengan jumlah yang tidak berimbang antara pasukan Sparta dengan Persia. Yap lewat film dengan judul 300 yang mengisahkan bagaimana pertempuran heroik 400SM silam, perang mempertahankan celah bukit Thermophylae bak benteng terakhir untuk menahan gempuran musuh model seperti sangat menarik.

Namun ternyata kisah-kisah pertempuran heroik tidak berimbang seperti yang dilakukan pasukan Sparta ternyata ada dalam zaman modern masehi, pertempuran itu terdapat dalam film yang berjudul “Kesari” yang juga diangkat dari kisah nyata pertempuran antara tentara Sigh yang masih dibawah jajahan Inggris saat itu dengan warga Afghanistan.

Jika Leonidas dengan 300 pasukannya melawan puluhan ribu prajurit Persia di celah sempit Thermophylae, di film “Kesari” juga terjadi pertempuran tidak seimbang dimana komandan Ishar Sigh dengan 20 prajurit harus menghadapi 10000 pasukan Afghanistan.


Diangkat dari Kisah Nyata
12 September 1897 di pagi yang terik, ishar sikh yang merupakan pemimpin di Benteng Saragarhi yang merupakan benteng vital di sisi barat India yang berbatasan langsung dengan Afghanistan mendapat isyarat akan adanya serangan dari 10000 pasukan Afghanistan. Resimen ke 36 sigh dengan jumlah 21 pasukan hanya memiliki 2 pilihan bertempur mempertahankan benteng atau mundur.

Namun, sebagai sikh yang merupakan marga yang menjadi momok bagi suku Afghanistan karena sikh terkenal lihai dan berani dalam bertempur, walhasil Ishar sikh dan pasukannya memilih bertempur mempertahankan benteng sekaligus mencegah musuh meringsek ke benteng Lockhart, ishar sikh sadar akan timpangnya  jumlah kekuatan prajurit dengan harap ia dan pasukannya mampu menahan selama mungkin pasukan Afghanistan agar tidak sampai masuk ke India.

Menonjolkan Epic Pemainnya
Film yang di Sutradari Anurag Sigh ini menempatkan Akhsay Kumar sebagai Ishar sikh komandan benteng Saragarhi sebagai tokoh utama heroic dalam film ini. Sebagai sebuah komandan pasukan resimen ke-36 sikh anurag memberi porsi utama pada tokoh Ishar Sikh untuk membangun sebuah cerita mulai dari karakter-awal konflik- dan cita-cita pemikiran sikh dalam film ini.

Sedang tokoh lain sama seperti Parineeti Choopra hanya sebagai sampingan meskipun bukan fokus utama, tokoh perempuan sudah wajib ada dalam film dengan genre perang sekalipun, bahkan lewat Sonia albizuri sebagai (teressa) perempuan dalam kehidupan warga Afghanistan yang tidak patuh sebagai awal muasal konflik serangan ke benteng Saragarhi.

Selebihnya tokoh-tokoh antagonis macam Rakesh Chaturvedi (Saidullah) sudah cukup merepresentasikan sebagai tokoh radikal dari awal sampai akhir film
Lewat Akhsay Kumar sebagai Ishar Singh sang sutradara ingin menempatkan segala perwujudan nilai-nilai kebangsaang Sikh sejati yaitu berani dan peduli. 

Koreografi dan Adegan Penuh darah dengan backsound tepat
Meski tidak memiliki cgi yang menonjol dalam film ini, namun koreografi pertempuran dalam film ini tidak begitu kaku, barangkali sudah di sesuaikan dengan cara bertempur tentara india sigh saat itu, meski begitu adegan over eksposes dalam bertempur khas bollywood juga tidak absen dari film ini, seakan menandakan “this is India film”.

Backsound juga tak lupa di tambahkan dengan beberapa music di beberapa scene adegan khas India tapi jauh dari kata norak tetap proporsional.

Adegan menjelang akhir film bertembah brutal dalam pertempuran dalam film ini, sampai pada bagian klimaks akhir pertempuran penonton akan disajikan adegan heroik tidak hanya dari tokoh Ishar tapi dari beberapa tokoh prajurit yang masih tersisa.

Pun begitu dalam pertempuran sampai menjelang petang ini ada pesan dan prinsip yang memberi kesan yang di selipkan dalam setiap adegan bahwa pertempuran bukan hanya soal membunuh atau tumpah darah ada harga diri, prinsip bahkan terkadang ada rasa “kemanusiaan” dan menghormati lawan dalam pertempuran, ya anda tidak salah bahwa dalam rasa benci dalam bertempur sekalipun tetap ada sisi humanis dan rasa hormat yang tetap harus di jaga sampai pada beberapa saat bisa membawa penonton sampai pada tingkat emosional yang menyayat hati dalam titik tertentu.
Beberapa hal menganggu,

Dalam beberapa bagian juga terdapat beberapa hal yang menganggu, seperti pada pertengahan film pertempuran tokoh ishar sikh seakan tenggelam dengan aksi heroic tokoh prajurit lain meski dibayar lunas di bagian klimaks pertempuran.

Lalu porsi scene tokoh lain yang kurang dimaksimalkan atau tidak maksimal seperti rentang ishar sikh datang sampai terjadinya pertempuran seperti terlalu cepat dan kurang adanya ikatan emosional lebih mendalam antara tokoh 1 dengan tokoh lain, dan beberapa efek cgi seperti api yang sedikit kasar meski tujuan aslinya yaitu aksi heroik sudah tergambar dan tersampaikan.

Pada akhirnya, Kesari tetaplah menjadi film dengan pertempuran dengan jumlah timpang antara sisi dengan sisi lainnya, terlepas dari itu esensi dari film heroic seperti ini adalah bagaimana rasa patriotik dapat di representasikan dalam film tersebut.   

Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar