Apa yang ada di benak
kebanyakan orang ketika mendengar kata Apresiasi? Tentu variasi jawaban pasti
ada.Kata apresiasi identik dengan sebuah penghargaan atau sebuah penilaian
(KBBI),Adapun beberapa pendapat lain tentang kata apresiasi diantaranya
Apresiasi merupakan kegiatan mengakrabi karya sastra secara
bersungguh-sungguh.Sehubungan dengan itu,apresiasi memerlukan kesungguhan
penikamat sastra dalam mengenali,menghargai,dan mengkhayati sehingga ditemukan
penjiwaan yang benar-benar dalam (Eliyati,2004).
Begitupun saya juga pada awalnya tak menampik
memiliki persepsi yang sama tentang kata Apresiasi.Akan tetapi sebenarnya kata
Apresiasi dalam dunia sastra adalah bagaimana upaya untuk dapat mengerti
bagaimana karya sastra yang dibaca dengan memahami maknanya.Akan tetapi kata
Apresiasi sendiri masih mengalami multipersepsi.Banyak persepsi tentang kata
apresiasi yang berkembang saat ini,dari berbagai persepsi tersebutlah sehingga
timbulah sebuah multipersepsi dalam kata Apresiasi,sehingga jika dihubungkan
dengan sastra maka apresiasi sendiri mengalami penyesuaian dari arti sebenarnya
kata tersebut.Dari apresiasi yang sebenarnya hanya menilai dan memberi
penghargaan berkembang menjadi apresiasi dalam tataran yang lebih luas dimana
tidak hanya menilai dan menghargai akan tetapi memahami lebih jauh makna
dibalik sebuah karya sastra sehingga terciptalah sebuah pemahaman yang lebih
luas dari sekadar menilai dan memberi penghargaan.
Setelah kita mengetahui maksud dari kata apresiasi,selanjutnya perlu diketahui bahwa seorang apresiator tentu harus memiliki sebuah bekal guna memaksimalkan tindakan apresiasi.Bekal awal seorang apresiator yang paling utama dan fungsional adalah bekal pengetahuan,mengapa demikian? Karena seorang apresiator dituntut memilki bekal pengethuan yang luas,terutama bekal pengethuan tentang karya sastra yang akan diapresiasi karena dengan pengetahuan yang luas tentang karya sastra maka tindakan apresiasi yang dilakukan apresiator mampu maksimal,bayangkan saja jika kita tidak memilki bekal pengethuan yang cukup,bisa dipastikan apresiasi hanya berjalan dangkal saja dan terkesan biasa-biasa saja,berbeda jika seorang apresiator memiliki bekal pengethuan yang luas tentang karya sastra setidaknya hal tersebut mampu membuat tindakan apresiasi menjadi lebih menarik.
Dalam mengapresiasi sebuah karya prosa fiksi
tentu diperlukan sebuah pendekatan yang berguna sebagai jembatan antara
apresiator dengan karya sastra yang akan diapresiasi.Tentu sebuah pendekatan
dalam sebuah tindakan apresiasi sangatlah fungsionaliatas bagi seorang
apresiator hal tersebut bukanlah berdasarkan sebuah opini akan tetapi lebih ke
arah realitas yang ada,memang tidak semua apresiator menganggap suatu
pendekatan dalam tindakan apresiasi itu begitu fungsional beberapa ada yang
mengangggap pendekatan dalam apresiasi tidak justru mengekang tindakaan
apresiasi.
Akan tetapi bagi apresiator pemula atau bisa
dikatakan sebagai orang yang baru belajar mengapresiasi sekalipun suatu
pendekatan sangatlah membantu kegiatan apresiasi,mengapa dikatakan fungsional? Salah
satunya adalah bagaimana suatu pendekatan dalam apresiasi berguna untuk lebih
mendekatkan dan memfokuskan suatu kajian dalam mengapresiasi karya sastra.Dapat
diambil contoh bagaimana mengapresiasi sebuah cerpen Pelajaran Mengarang karya
Seno Gumira,jika apresiator hendak mengapresiasi cerpen tersebut tentu akan
lebih baik jika menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan cerpen
tersebut ambil contoh saja pendekatan Psikologis dalam cerpen yang dimuat dalam
Kompas 20 tahun lalu tersebut.
Selain itu fungsionalitas sebuah pendekatan
dalam tindakan apresiasi sangatlah membantu meningkatkan kinerja apresiator
dalam mengapresiasi sebuah karya sastra,hal tersebut dapat kita lihat dari segi
apresiasi karya sastra yang bertebaran saat ini,selain bagaimana apresiator
menilai dan menganalisis sebuah karya sastra disamping itu juga dapat dilihat
bagaimana suatu pendekatan mampu membuat sebuah apresiasi jauh lebih memiliki
nilai lebih lihatlah bagaimana suatu pendekatan dalam tindakan
apresiasi,kebanyakan kita akan melihat bagaimana segi intelektual dari sang
apresiator,artinya dalam hal ini juga menentukan bagaimana apresiator
mengungkapkan sisi intelektualnya dalam sebuah hal yang lebih praktis yaitu
sebuah pendekatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar