Mereka
sungguh terlihat pongah
Merasa gagah
perkasa bak pahlawan di garis depan
Membawa
Senjata yang berupa segebok uang
Yang
digendongnya seperti menopang senjata saja
Lihatlah rupanya
Melihatnya saja musuh pasti akan lari
Perhatikan gerak-geriknya
sudah pasti musuh akan tertipu karenanya
Ketika ia
mulai beraksi
Semua orang
akan bersenbunyi
Bersembunyi
karena ia terlihat begitu berwibawa
Berpakaian
rapi dan berdasi
Jauh sudah
ia tak menggunakan baju besi lagi
Karena ia
sudah yakin . . .
Yakin tak
akan mati hanya dengan orasi dari musuhnya
Semua orang patuh padanya
Terpesona dengan perkataannya
Terpikat oleh janji-janjinya
Yang pastinya sudah sering ia ingkari
Memang ia
tak akan menggunakan lagi peluru seperti para pendahulunya
Karena ia
cerdik
Tak perlu ia
mengokang senjatanya kembali
Karena sudah
tersimpan rapi di perapiannya
Senjatanya kini tak lagi pistol dan
peluru
Melainkan sekoper berisi kertas yang
berbau wangi
Wanginya melebihi wangi lonte-lonte di
jalanan
Bahkan lebih wangi daripada tubuhnya
sendiri
Tak perlu
juga ia bersusah payah berlari di garis depan
Cukup ia
lemparkan Kertas Wangi itu pada musuhnya
Lantas sang
musuh pun tak akan melawan kembali
Melainkan
duduk manis dengan lonte yang dibelinya dengan kertas wangi itu . . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar