Halo Brosis
Sejak tahun lalu atau
pemakaian verza di umur ke tujuh tahun saya sudah memutuskan untuk menimbang
mencari motor pengganti verza, bukan karena tidak nyaman tapi karena sudah
waktunya dan rasanya sudah mulai bosan.
Sempat memikirkan motor matic menjadi prioritas namun pilihan
masih sulit berkitar di kepala saya, mengingat matic incaran masih ada sejumlah
masalah yang bagi saya sangat lumayan fatal. Ada yang speedometernya blank
kalau kena hujan, ada yang boros oli mesin, bunyi2 ghoib, gredek, kode-kodean
eror sampai problem drat crankshaft tidak saya sebut merk dan jenis toh sudah
familiar permasalahan tersebut.
- Satu Tahun Pakai Oli HDEO&PCMO di Motor, Semua Tentang Enak & Tahan Lama
- Mengenal Oli HDEO & PCMO Pertamina, Pilihan Lengkap untuk Sesat
- Euro 4 Resmi di Indonesia, Apa Kendala, Efek, dan Manfaatnya ?
- Motor Sport Fairing Non Jepang Harga Murah, Punah !
- Penutup Rantai Model Tutup Full, Sebenarnya Fungsinya Maksimal
- Memaksimalkan Fungsi Kick Stater Untuk Memperpanjang Umur Aki
- Gak Suka Modif ?, Mending Upgrade Part Ini !
Tidak hanya memantau lewat
berita tapi juga dari sejumlah teman yang memakai motor-motor tersebut, tak
jarang saat ketemu sharing dan curhat masalah familiar tersebut mulai yang
habis jutaan untuk turun mesin, bolak-balik ke bengkel dalam rentang waktu yang
singkat, sampai klaim garansi yang menunggu berbulan untuk pergantian part,
bagi saya semua itu adalah pembelajaran tidak langsung, sampai akhirnya saya
putuskan “belum saatnya” untuk kembali ke motor matic.
DeJavu
Yap sampai beberapa bulan yang
lalu saya serasa dejavu saat dalam masa pencarian motor pengganti verza. Sampai
di satu waktu saya melihat iklan Suzuki bandit tahun 2019 warna merah kombinasi
hitam harga juga sangat menggiurkan yaitu masih lebih murah dibanding bebek 110
baru terlaris saat ini.
Setelah melihat barang secara
langsung lalu deal dan transaksi, memori di ingatan saya seperti dilempar 7
tahun silam saat saya meminang verza dengan umur yang juga kurang 1 tahun dan
dengan harga yang sama.
First Impresion
Bukan motor yang asing karena
saat world premiere di GIaas 2018 lalu saya secara langsung melihatnya jauh2 ke
ice BsD dari Surabaya. Impresi tetap tidak berubah “aneh” headlamp satria
stoplamp satria tangki gsx, kaki-kaki gsx, hanya side cover frame dan body
samping kebelakang yang original bandit.
ujung jok terlalu kecil/ramping |
Seat height surprisingly gak jauh berbeda dengan
verza hal ini dikarenakan profil jok bagian depan yang menempel ke tangki
sangat kecil jika dibandingkan verza tidak lebih ujung jempol sampai ujung jari
kelingking. Namun jok ujung yang kecil tersebut dibayar lunas oleh densitas jok
yang sangaaat empuk sekali baik busa maupun kulit jok rasanya untuk sport
kekinian bandit ini bisa di bilang paling empuk dan nyaman saat diduduki.
Saat menaikinya dan sangat
mirip dengan new vixion dengan ujung anak kunci ada di tangki yang diapit shroud
besar yang menjuntai kebawah. Saat memegang stir impresi yang di dapat adalah
khas naked bike dengan stir/stang yang sejajar tangki motor ditambah posisi
stang yang rendah, so sebenarnya shock depan termasuk pendek tapi Suzuki
mengakali dengan raiser bawaan yang menempel di triple clamp sedikit lebih
tinggi.
fotstep yang terlalu mundur |
Namun segitiga berkendara di
bagian bawah posisi kaki kurang ergonomis untuk motor naked, penyebabnya simple
karena footstep kaki pengendara masih sama yang digunakan di gsxr, efeknya
tentu saja titik berat ada dibagian tengah alias paha sampai pinggul bawah
belakang, anda saja Suzuki mau merubah footstep pengendara 3-5cm saja agak maju
ke depan pasti akan lebih nyaman.
Boncenger Nyaman
Yap dari penuturan boncenger
sendiri untuk ergonomic boncenger termasuk nyaman tidak terlalu tinggi alias
pas seperti halnya motor naked lain yang joknya menyambung dan sudah pasti asal
tidak oversize boncenger akan nyaman duduk di seat belakang Suzuki bandit,
Asli.
Hal itu karena posisi
boncenger tidak intimidatif/terlalu tinggi melainkan pas hanya sedikit lebih
tinggi ditambah behel belakang yang meski kecil namun fungsional sebagai
penopang dan pegangan boncengan.
Impresi Berkendara
Selama 1 bulan pemakaian untuk
rute harian dalam kota rasanya cukup untuk menggambarkan bagaimana karakter
Suzuki bandit ini, dan sudah pasti sangat berbeda drastis dibanding verza.
Ergonomi nyaman-nyaman pegal, yap sengaja kalimat itu yang saya rasakan selama pemakaian
ergonomic nyaman-nyaman pegal dimana bagian depan yaitu tangan sampai pundak
sangat rileks dan jauh dari kata capek ya mirip-mirip new cb150 gen 1 yang rada
maju ke depan. Tapi di sisi paha sampai bagian pinggang lumayan capek terlebih
tangki yang kecil di pangkal jok kurang ergonomis untuk diapit, untuk bagian
bawah lutut sampai kaki footstep meski sangat mundur untuk ukuran naked 150cc
tapi bagi saya masih oke jadi yang paling tidak nyaman di kelasnya tapi untuk
harian dalam kota dengan intensitas riding yang tidak terlalu lama masih oke,
jadi tidak salah saya menyebutnya nyaman-nyaman pegal.
- Impresi pemakaian oli TMO di Honda Verza
- Mengenal Oli HDEO dan PCMO Pertamina
- Helm Joy Helmet
- Menjelang 5 Tahun Kualitas Body Honda Verza, Ternyata
- Satu Tahun Pakai Oli HDEO & PCMO, Semua Tentang Enak dan Tahan Lama
- Ganti Aki Federal Quantum
- Ganti Kampas Kopling Verza Pakai GL Series
Berat, untuk ukuran dimensi
motor Suzuki bandit ini asli menipu lupakan jika anda mengharap motor sport
naked yang kecil tapi bobotnya enteng, karena saat menggeser-geser atau
standart tengah Suzuki bandit ternyata masih lebih enteng motor-motor sejenis
dengan dimensi yang lebih besar seperti verza, vixion, byson, bahkan tiger
sekalipun rasanya masih lebih mudah untuk menggeser-geser dan lebih enteng.
Jadi berat 135kg bukanlah paling ringan untuk dimensinya hanya 1kg lebih ringan
dibanding ncb 150 dan lebih berat 5kg dibanding new vixion dan gsxs, sedangkan dibanding
verza tunggangan saya sebelumnya lebih berat 14kg.
Handling & Suspensi Untuk Harian Juara, handlingnya superb dan lincah untuk ukuran sport 150cc
mengingatkan saya dengan old cb150r yang memang 11-12 ukuran bodynya namun
ditunjang dengan ban yang lebih besar. Meliuk-liuk di dalam kota bukan perkara
sulit hal itu juga di tunjang oleh suspensi yang nyaman depan belakang, depan
saya rasa bantingannya dewasa alias PAS sedang belakang cenderung medium tapi
lebih ke soft sangat cocok untuk harian meski bukan yang paling nyaman, namun
jok yang super empuk banyak membantu meredam guncangan.
Tenaga bawah boyo tengah atas lebih dari cukup, yap memang karakter mesin DOHC overbore khas Suzuki sangat
menyiksa di putaran bawah, namun bagi saya yang terbiasa di motor sebelumnya
nafasnya pendek2 karena rpm yang memang rendah di bandit harus sedikit lebih
tinggi saat shiftingnya, dan setelah saya eksperimen shifting gigi persneleng
di rpm 7-8 ribu adalah yang paling nyaman untuk perkotaan, memang terlalu tinggi
jika dibanding motor competitor tapi setidaknya masih lebih mending dibanding
harus memaksimalkan sampai rpm tinggi tiap giginya dimana hal tersebut sangat
menguras tenaga untuk rute harian perkotaan.
rerata harian riding normal |
Konsumsi bbm bergantung tangan, bbm saya gunakan pertalite dengan campuran spark racing
3ml/L, konsumsi bbm on MID untuk rute dalam kota dengan shifting maksimal 7-8
ribu rpm bisa di dapat 43-44,5 km untuk setiap liternya. Sedangkan, dengan
style riding agresif dengan shifting gigi di 11-13 ribu rpm bisa di dapat
konsumsi bbm 37-39km/Liternya, boros ? tidak, lebih tepatnya sesuai dengan
tenaga yang dihasilkan.
So, apakah saya puas, untuk
saya yang membeli second dengan harga dibawah 15 juta saya rasa no complain.
Desain memang aneh karena gado-gado tapi toh ini gado-gadonya Suzuki bukan
gado-gado contek pabrikan lain setidaknya masih lebih bermartabat dan bonus
jadi pusat perhatian di jalan karena saking jarangnya di jalan. Mesin no
complain lah untuk harian sangat lebih dari cukup, overall memang bukan yang
paling keen look, juga bukan yang
paling nyaman, tapi jika mencari motor sport langsing handling nyaman plus
tenaga paling beringas di kelasnya serta dengan harga yang kompetitif tidak ada
pilihan lain. Build quality ? kalau
Suzuki masih perlu ngomong build quality
? hehehe.
Semoga Bermanfaat
- Review Kereta Api Jayakarta Premium, Ekonomi Rasa Eksekutif
- Review Kereta Api Bisnis Gumarang, Satu-Satunya Jakarta-Surabaya
- Review Kereta Api GBMS, Termurah Surabaya-jakarta
- Review Pemakaian Xiaomi Redmi Note 4, Baterai Awet Parah
- Review Asus Max Pro M1, Worthed Tapi Gak Bagus-Bagus Amat
- Review Pemakaian Oli Amsoil Diesel Turbo Truck
- Review Pemakaian Oli Total Quartz 9000
- Review Mifi ZTE MF 90
Halo bang, saya pengguna Verza yang suka cek blog bangjoru. sayang sekali setelah ini berarti ngga ada info untuk verza lagi ya bang..? karena ganti motor?
BalasHapuspernah bayangin minang ini motor, tp ga jd ah, keknya sikon hari2 lbh butuh motor yg irit dan pelan biar gak menguras dompet. btw gile jatoh parah harganya bsa 15 jeti doang. . .
BalasHapus